ACARA III
REAKSI
TANAH
I.
TUJUAN
1.
Membandingkan
masing – masing metode penentuan pH tanah.
2.
Mengetahui
keuntungan dan kerugian penentuan pH tanah pada masing-masing metode.
3.
Membandingkan
nilai pH masing-masing contoh tanah.
4.
Menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan perbedaaan nilai pH tanah pada contoh tanah yang
digunakan.
5.
Meramalkan
pengaruh yang mungkin terjadi pada nilai pH contoh tanah.
6.
Mengetahui
upaya yang mungkin dilakukan untuk mencapai ph netral dan optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
II.
DASAR
TEORI
Reaksi
tanah merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan reaksi asam-basa
daalm tanah, yang dalam hal mana dinyatakan sebagai pH tanah. pH merupakan
ukuran aktivitas ion hydrogen; dalam larutan encer aktivitas hydrogen pada
hakekatnya = konsentrasi ion H+ .
Dalam hal ini setara dengan -log[H+]. Skala pH berkisar 0
(konsentrasi ion H+ = 1M) sampai 14 (konsentrasi H+ = 10-14).
Secara umum mikrobia tanah tumbuh pada pH 1-11 (Ma’shum, Mansur. 2003).
pH tanah sangat
dipengaruhi oleh bahan induk pembentuk dan
penyusun tanah tersebut. Bahan induk tanah mempunyai nilai pH yang
bervariasi tergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya.
Misalnya: tanah-tanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber-pH di atas 8,
sedangakn yang bergaram Na dapat mencapai pH 10; pada tanah yang berbahan abu
vulkanik, cenderung bersifat basa; tanah yang banyak mengandung Al dan Fe
cendrung bersifat asam (Ali, Kemas. 2005).
Reaksi tanah
menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH.
PH penting untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman,
menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, serta mengetahui pengaruh
pH terhadap perkembanagn mikroorganisme. Jadi reaksi tanah dapat dikatakan
sebagai parameter yang menunjukkan sifat kamasaman dan alkalinitas tanah (Hardjowigeno, 1987).
Kemasaman
dan kebasaan tanah didayai oleh macam kation yang terjerap pada muka
zarah-zarah koloid. Kation-kation utama yang terjerap ialah Al ,H ,Na ,K ,Ca
,dan Mg . Apabila lebih banyak ion Al dan H yang terjerap, pH yanah menurun.
Apabila ion basa lebih banyak terjerap (Na, K, Ca, dan/atau Mg), pH tanah
meningkat. Kebanyakan tanah mempunyai pH antara 5,0 dan 8,0. Di kawasan basah,
tanah permukaan biasanya mempunyai pH 4,0 sampai 6,0 karena kebanyakan basa
tertukar oleh ion H dan kemudian terlindi. Tanah permukaan di kawasan kering
mempunyai pH 7,0 sampai 9,0. Disini basa yang terjerap tidak terlindi karena
kekahatan air perkolasi (Notohadiprawiro,
2000).
III.
ALAT DAN
BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1.
pH stick
2.
pH meter
3.
Botol
plastik
4.
Aquadest (H2O)
5.
KCl 1 N
6.
Contoh
tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol
IV.
CARA
KERJA
Dengan
cara pH stick
1.
pH H2O
· Beberapa contoh tanah diambil terlebih dahulu.
· Air suling ditambahkan pada masing – masing jenis tanah
(dengan perbandingan tanah : air = 2:5) dan diaduk sebaik – baiknya.
· Dibiarkan kira – kira 15 menit, kemudian diaduk lagi.
· pH stick dimasukkan dalam larutan jernih, kemudian
diangkat dan dikibas-kibaskan hingga warna kilat air hilang.
· Warna pH stick dibandingkan dengan warna standar pH yang
terdapat pada kotak pH.
2.
pH KCl 1N
Semua langkah-langkah
di atas diulangi lagi tapi yang digunakan adalah larutan KCL 1N.
Dengan cara pH meter
1.
pH H2O
·
Beberapa
contoh tanah diambil terlebih dahulu.
· Air suling ditambahkan pada masing – masing jenis tanah
(dengan perbandingan tanah : air = 2:5) dan diaduk sebaik – baiknya.
· Dibiarkan kira – kira 15 menit, kemudian diaduk lagi.
· pH suspensi diukur dengan menggunakan pengukur pH meter.
2.
pH KCL 1N
Semua langkah-langkah
di atas diulangi lagi tapi yang ditambahkan adalah larutan KCL 1N.
V.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Jenis
Tanah
|
pH Stick
|
pH Meter
|
||
pH
H2O
|
pH
KCl
|
pH
H2O
|
pH
KCl
|
||
1
|
Rendzina
|
5
|
5
|
6,61
|
6,20
|
2
|
Regosol
|
5
|
6
|
6,6
|
5,92
|
3
|
Mediteran
|
5
|
5
|
5,95
|
5,06
|
4
|
Andosol
|
5
|
6
|
5,8
|
5,99
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini metode yang dilakukan untuk pengukuran
pH tanah adalah metode pH stick dan metode pH meter. Kedua metode ini telah
diterapkan pada keadaan tanah yang berbeda yaitu tanah dengan pemberian air dan
tanah yang diberi larutan KCl. Ternyata kedua metode ini mempunyai keuntungan
dan kerugian dari masing-masing metode yaitu sebagai berikut:
1.
Menggunakan
pH stick
a.
Keuntungan
dari penggunaan pH stick :
Ø
Alat yang
digunakan lebih praktis dan dapat digunakan di dalam ruangan maupun di
lapangan.
Ø
Biaya
relatif murah, karena peralatannya sederhana.
b.
Kerugian
dari penggunaan pH stick:
Ø
Penentuan
nilai pH nya pasti berbeda-beda, tergantung pada pengamatan setiap praktikan
yang melakukannya.
Ø
Sepertinya
warna yang dihasilkan pada stick telah terjontaminasi oleh udara yang lembab
dan lain sebagainya.
2.
Menggunakan
pH meter
a.
Keuntungan
dari penggunaan pH meter
Hasil pengukuran pH
yang didapatkan pasti lebih akurat, tampak jelas berapa pH nya dan akan lebih
sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.
Kerugian
dari penggunaan pH meter
Ø
Alat yang
digunakan sukar untuk dibawa ke lapangan, karena alatnya lumayan rumit.
Ø
Harga
peralatan yang digunakan sudah jelas mahal, karena alatnya canggih.
Pada
tabel pengamatan didapatkan hasil pengukuran pH stick antara lain dengan
menggunakan larutan H2O yaitu: pH rendzina 5, regosol 5, mediteran
5, dan tanah andosol pH nya 5 juga. Sedangkan untuk yang menggunakan larutan
KCl pH nya antara lain: tanah rendzina 5, regosol 6, mediteran 5, dan tanah
andosol 6. Antara hasil pH dengan larutan H2O dan larutan KCl ada
yang memiliki nilai pH yang sama yaitu
5 dan ada juga yang perbedaannya sangat tipis yaitu dari 5 ke 6. Itu berarti
bahwa keempat contoh tanah tersebut memiliki tingkat kemasaman yang tinggi
karena memiliki nilai pH yang rendah yaitu kurang dari 7 sehingga disebut pH
asam.
Hasil
pengukuran pH meter dengan larutan H2O adalah sebagai berikut:
rendzina dengan nilai pH 6,61, regosol 6,6, tanah mediteran 5,95 dan tanah
andosol 5,8. Sedangkan untuk yang larutannya KCl menghasilkan pH rendzina 6,20,
regosol 5,92, mediteran 5,06 dan tanah andosol 5,99. Berdasarkan teori yang
telah dipelajari menyatakan bahwa pH dengan larutan H2O merupakan pH
tanah aktual yang sesuai dengan kondisi alam sebenarnya. Dan pH dengan larutan
KCl merupakan pH tanah potensial yang dapat terjadi karena pengaruh lain. Pada
teori juga menyatakan bahwa kondisi keharaan yang baik adalah pada pH 6,5, jadi
bisa jadi tanah regosol dan tanah mediteran memiliki kondisi keharaan yang
baik.
Perbedaan
pH tanah pada masing-masing tanah tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
1.
Iklim
Faktor iklim yang
paling berpengaruh pada asam – basanya adalah curah hujan. Semakin tinggi curah
hujan maka semakin masam karena adanya unsur-unsur logam alkali yang terlindi.
2.
Bahan induk
Sifat bahan induk akan
tetap tampak walaupun tanah telah mengalami pelapukan. Bahan induk masam akan
berkembang menjadi tanah masam, begitu juga dengan tanah basa akan berkembang
menjadi tanah basa/alkali.
3.
Bahan
organik
Semakin tinggi
kandungan bahan organik maka tanah tersebut semakin masam karena banyak
mengandung ion H+. Bahan organik menghasilkan asam-asam organik
sebagai hasil dari proses humifikasi.
4.
Pengaruh
manusia
Perilaku manusia
seperti pemupukan dengan pupuk fisiologis masam akan menyebabkan tanah bersifat
masam dan pengapuran akan menyebabkan pH jadi naik.
5.
Jenis
lempung
Lempung silikat
merupakan sumber muatan negatif yang bersifat tetap.
pH
tanah begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetatif tanaman. Pengukuran dan
pendeteksian pH sangat penting karena dapat membantu kita untuk mengelola tanah
dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur dan sempurna. Untuk
menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara optimal diperlukan
netralisasi tanah. Untuk pH netral tanah optimal yang dibutuhkan bukanlah 7
melainkan berkisar 6,5 yaitu tanah bersifat sedikit asam dan sedikit basa.
Jika
pH tanah terlalu asam maka akan menyebabkan kerusakan pada akar sehingga
menurunkan kualitas dan hasil panen. Sedangkan jika pH tanah terlalu basa akan
menyebabkan tingginya kandungan alkali pada tanah sehingga menghambat laju
pertumbuhan tanaman.
Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk mencapai pH yang optimal dan netral bagi pertumbuhan
tanaman adalah sebagai berikut:
1.
Penambahan
kapur pada tanah yang bersifat masam
2.
Penambahan
belerang pada tanah yang bersifat alkalis
3.
Melakukan
pemupukan secara intensif.
VII.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Setiap
metode pengukuran pH tanah yang telah dilakukan memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing di setiap sisi.
2.
Setiap
jenis tanah pasti memiliki perbedaan nilai pH tanah.
3.
pH dapat
mempengaruhi beberapa hal antara lain;
·
Ketersediaan
unsur hara
·
Keberadaan
unsur-unsur yang bersifat racun
·
Perkembangan
mikroorganisme
·
Pada teori
menyatakan bahwa kondisi keharaan yang baik adalah pada pH 6,5, jadi bisa jadi
tanah regosol dan tanah mediteran memiliki kondisi keharaan yang baik.
·
Perbedaan
pH pada tiap jenis tanah disebabkan oleh iklim, bahan induk, bahan organik,
perilaku manusia dan jenis lempung.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Kemas.
2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Ma’ashum,
Mansur. 2003. Biologi Tanah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Notohadiprawiro,
Tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan.
Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar