Kamis, 23 Oktober 2014

Laporan reaksi tanah


ACARA III
 REAKSI TANAH


        I.            TUJUAN
1.      Membandingkan masing – masing metode penentuan pH tanah.
2.      Mengetahui keuntungan dan kerugian penentuan pH tanah pada masing-masing metode.
3.      Membandingkan nilai pH masing-masing contoh tanah.
4.      Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaaan nilai pH tanah pada contoh tanah yang digunakan.
5.      Meramalkan pengaruh yang mungkin terjadi pada nilai pH contoh tanah.
6.      Mengetahui upaya yang mungkin dilakukan untuk mencapai ph netral dan optimal bagi pertumbuhan tanaman.

      II.            DASAR TEORI
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan reaksi asam-basa daalm tanah, yang dalam hal mana dinyatakan sebagai pH tanah. pH merupakan ukuran aktivitas ion hydrogen; dalam larutan encer aktivitas hydrogen pada hakekatnya = konsentrasi ion H+  . Dalam hal ini setara dengan -log[H+]. Skala pH berkisar 0 (konsentrasi ion H+ = 1M) sampai 14 (konsentrasi H+ = 10-14). Secara umum mikrobia tanah tumbuh pada pH 1-11 (Ma’shum, Mansur. 2003).
pH tanah sangat dipengaruhi oleh bahan induk pembentuk dan  penyusun tanah tersebut. Bahan induk tanah mempunyai nilai pH yang bervariasi tergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya. Misalnya: tanah-tanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber-pH di atas 8, sedangakn yang bergaram Na dapat mencapai pH 10; pada tanah yang berbahan abu vulkanik, cenderung bersifat basa; tanah yang banyak mengandung Al dan Fe cendrung bersifat asam (Ali, Kemas. 2005).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH. PH penting untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, serta mengetahui pengaruh pH terhadap perkembanagn mikroorganisme. Jadi reaksi tanah dapat dikatakan sebagai parameter yang menunjukkan sifat kamasaman dan alkalinitas tanah (Hardjowigeno, 1987).
            Kemasaman dan kebasaan tanah didayai oleh macam kation yang terjerap pada muka zarah-zarah koloid. Kation-kation utama yang terjerap ialah Al ,H ,Na ,K ,Ca ,dan Mg . Apabila lebih banyak ion Al dan H yang terjerap, pH yanah menurun. Apabila ion basa lebih banyak terjerap (Na, K, Ca, dan/atau Mg), pH tanah meningkat. Kebanyakan tanah mempunyai pH antara 5,0 dan 8,0. Di kawasan basah, tanah permukaan biasanya mempunyai pH 4,0 sampai 6,0 karena kebanyakan basa tertukar oleh ion H dan kemudian terlindi. Tanah permukaan di kawasan kering mempunyai pH 7,0 sampai 9,0. Disini basa yang terjerap tidak terlindi karena kekahatan air perkolasi (Notohadiprawiro, 2000).


    III.            ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      pH stick
2.      pH meter
3.      Botol plastik
4.      Aquadest (H2O)
5.      KCl 1 N
6.      Contoh tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol

   IV.            CARA KERJA
Dengan cara pH stick
1.      pH H2O
·      Beberapa contoh tanah diambil terlebih dahulu.
·       Air suling ditambahkan pada masing – masing jenis tanah (dengan perbandingan tanah : air = 2:5) dan diaduk sebaik – baiknya.
·       Dibiarkan kira – kira 15 menit, kemudian diaduk lagi.
·       pH stick dimasukkan dalam larutan jernih, kemudian diangkat dan dikibas-kibaskan hingga warna kilat air hilang.
·       Warna pH stick dibandingkan dengan warna standar pH yang terdapat pada kotak pH.
2.      pH KCl 1N
Semua langkah-langkah di atas diulangi lagi tapi yang digunakan adalah larutan KCL 1N.

Dengan cara pH meter
1.      pH H2O
·       Beberapa contoh tanah diambil terlebih dahulu.
·       Air suling ditambahkan pada masing – masing jenis tanah (dengan perbandingan tanah : air = 2:5) dan diaduk sebaik – baiknya.
·       Dibiarkan kira – kira 15 menit, kemudian diaduk lagi.
·       pH suspensi diukur dengan menggunakan pengukur pH meter.

2.      pH KCL 1N
Semua langkah-langkah di atas diulangi lagi tapi yang ditambahkan adalah larutan KCL 1N.


     V.            HASIL PENGAMATAN

No
Jenis Tanah
pH Stick
pH Meter
pH H2O
pH KCl
pH H2O
pH KCl
1
Rendzina
5
5
6,61
6,20
2
Regosol
5
6
6,6
5,92
3
Mediteran
5
5
5,95
5,06
4
Andosol
5
6
5,8
5,99


   VI.            PEMBAHASAN
Pada praktikum ini metode yang dilakukan untuk pengukuran pH tanah adalah metode pH stick dan metode pH meter. Kedua metode ini telah diterapkan pada keadaan tanah yang berbeda yaitu tanah dengan pemberian air dan tanah yang diberi larutan KCl. Ternyata kedua metode ini mempunyai keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode yaitu sebagai berikut:
1.      Menggunakan pH stick
a.      Keuntungan dari penggunaan pH stick :
Ø  Alat yang digunakan lebih praktis dan dapat digunakan di dalam ruangan maupun di lapangan.
Ø  Biaya relatif murah, karena peralatannya sederhana.
b.      Kerugian dari penggunaan pH stick:
Ø  Penentuan nilai pH nya pasti berbeda-beda, tergantung pada pengamatan setiap praktikan yang melakukannya.
Ø  Sepertinya warna yang dihasilkan pada stick telah terjontaminasi oleh udara yang lembab dan lain sebagainya.
2.      Menggunakan pH meter
a.      Keuntungan dari penggunaan pH meter
Hasil pengukuran pH yang didapatkan pasti lebih akurat, tampak jelas berapa pH nya dan akan lebih sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.      Kerugian dari penggunaan pH meter
Ø  Alat yang digunakan sukar untuk dibawa ke lapangan, karena alatnya lumayan rumit.
Ø  Harga peralatan yang digunakan sudah jelas mahal, karena alatnya canggih.
Pada tabel pengamatan didapatkan hasil pengukuran pH stick antara lain dengan menggunakan larutan H2O yaitu: pH rendzina 5, regosol 5, mediteran 5, dan tanah andosol pH nya 5 juga. Sedangkan untuk yang menggunakan larutan KCl pH nya antara lain: tanah rendzina 5, regosol 6, mediteran 5, dan tanah andosol 6. Antara hasil pH dengan larutan H2O dan larutan KCl ada yang memiliki nilai pH yang   sama yaitu 5 dan ada juga yang perbedaannya sangat tipis yaitu dari 5 ke 6. Itu berarti bahwa keempat contoh tanah tersebut memiliki tingkat kemasaman yang tinggi karena memiliki nilai pH yang rendah yaitu kurang dari 7 sehingga disebut pH asam.
Hasil pengukuran pH meter dengan larutan H2O adalah sebagai berikut: rendzina dengan nilai pH 6,61, regosol 6,6, tanah mediteran 5,95 dan tanah andosol 5,8. Sedangkan untuk yang larutannya KCl menghasilkan pH rendzina 6,20, regosol 5,92, mediteran 5,06 dan tanah andosol 5,99. Berdasarkan teori yang telah dipelajari menyatakan bahwa pH dengan larutan H2O merupakan pH tanah aktual yang sesuai dengan kondisi alam sebenarnya. Dan pH dengan larutan KCl merupakan pH tanah potensial yang dapat terjadi karena pengaruh lain. Pada teori juga menyatakan bahwa kondisi keharaan yang baik adalah pada pH 6,5, jadi bisa jadi tanah regosol dan tanah mediteran memiliki kondisi keharaan yang baik.
Perbedaan pH tanah pada masing-masing tanah tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.      Iklim
Faktor iklim yang paling berpengaruh pada asam – basanya adalah curah hujan. Semakin tinggi curah hujan maka semakin masam karena adanya unsur-unsur logam alkali yang terlindi.
2.      Bahan induk
Sifat bahan induk akan tetap tampak walaupun tanah telah mengalami pelapukan. Bahan induk masam akan berkembang menjadi tanah masam, begitu juga dengan tanah basa akan berkembang menjadi tanah basa/alkali.
3.      Bahan organik
Semakin tinggi kandungan bahan organik maka tanah tersebut semakin masam karena banyak mengandung ion H+. Bahan organik menghasilkan asam-asam organik sebagai hasil dari proses humifikasi.
4.      Pengaruh manusia
Perilaku manusia seperti pemupukan dengan pupuk fisiologis masam akan menyebabkan tanah bersifat masam dan pengapuran akan menyebabkan pH jadi naik.
5.      Jenis lempung
Lempung silikat merupakan sumber muatan negatif yang bersifat tetap.

pH tanah begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetatif tanaman. Pengukuran dan pendeteksian pH sangat penting karena dapat membantu kita untuk mengelola tanah dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur dan sempurna. Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara optimal diperlukan netralisasi tanah. Untuk pH netral tanah optimal yang dibutuhkan bukanlah 7 melainkan berkisar 6,5 yaitu tanah bersifat sedikit asam dan sedikit basa.
Jika pH tanah terlalu asam maka akan menyebabkan kerusakan pada akar sehingga menurunkan kualitas dan hasil panen. Sedangkan jika pH tanah terlalu basa akan menyebabkan tingginya kandungan alkali pada tanah sehingga menghambat laju pertumbuhan tanaman.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai pH yang optimal dan netral bagi pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1.      Penambahan kapur pada tanah yang bersifat masam
2.      Penambahan belerang pada tanah yang bersifat alkalis
3.      Melakukan pemupukan secara intensif.

 VII.            KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Setiap metode pengukuran pH tanah yang telah dilakukan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing di setiap sisi.
2.      Setiap jenis tanah pasti memiliki perbedaan nilai pH tanah.
3.      pH dapat mempengaruhi beberapa hal antara lain;
·         Ketersediaan unsur hara
·         Keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun
·         Perkembangan mikroorganisme
·         Pada teori menyatakan bahwa kondisi keharaan yang baik adalah pada pH 6,5, jadi bisa jadi tanah regosol dan tanah mediteran memiliki kondisi keharaan yang baik.
·         Perbedaan pH pada tiap jenis tanah disebabkan oleh iklim, bahan induk, bahan organik, perilaku manusia dan jenis lempung.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA

Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Ma’ashum, Mansur. 2003. Biologi Tanah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan  Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar