Kamis, 23 Oktober 2014

Laporan akumulasi seresah di lantai hutan


ACARA VII
AKUMULASI SERESAH DI LANTAI HUTAN


  1. TUJUAN
·         Mengetahui biomassa lantai hutan.
·         Mengetahui perlapisan lantai hutan dan tingkat dekomposisinya.
·         Mengetahui karakteristik tanah dan lantai hutan apabila dibandingkan dengan tanah pertanian.
·         Mengetahui cara pengambilan contoh tanah yang tepat dan mewakili satuan tanah teruji.

  1. DASAR TEORI
Seresah adalah sisa jaringan tumbuhan baik berupa daun, ranting, cabang, maupun batang yang akan menjadi bahan organik serta mencirikan sifat tanah, berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan menyusun bahan material tanah. Seresah dapat digunakan apabila telah terjadi proses dekomposisi (perombakan). Sedangkan proses dekomposisi ini hanya merupakan mekanisme awal yang selanjutnya menentukan fungsi dan peran seresah dalam tanah (Agus, 2003).
Biomassa lantai hutan terbagi dalam 3 lapisan yaitu : litter, fermentet, dan humus. Bahan – bahan ini siap digunakan oleh tanaman setelah terdekomposisi oleh mikroorganisme yang kemudian termineralisasi menjadi unsur – unsur (Siarudin dan Rachman, 2008).
Fungsi seresah dalam tanah akan mempengaruhi:
·         Ketersediaan unsur hara
·         Kapasitas penukaran kation
·         Sifat fisik tanah
·         Erosi tanah
·         Sumber energi bagi organisme lain
(Ma’shum, Mansur. 2003).


  1. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
·         Kawat kuadratik 50x50 cm
·         Pisau atau cethok
·         Kertas sampul atau plastic
·         Alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah seresah di lantai hutan yang masih utuh.


   IV.            CARA KERJA
·         Kawat kuadratik berukuran 50 x 50 cm diletakkan pada lantai hutan yang masih utuh.
·         Batas sampel diiris secara hati-hati dengan menggunakan pisau atau gunting
·         Lapisan L (litter) diambil pada bagian atas lantai hutan tanpa merusak bagian bawahnya. Lapisan L dipisahkan menjadi daun, tangkai, bunga dalam kantung terpisah yang berlabel.
·         Hal yang sama dilakukan untuk lapisan F1 (fermentasi tahap 1), lapisan F2 (fermentasi 2) dan  lapisan H (humus).
·         Hasil pengambilan lapisan L, F1, F2, dan lapisan H yang telah dibedakan menjadi daun, tangkai, dan bunga ditimbang sebagai berat basah.
·         Hasil pengambilan dimasukan ke dalam oven 650C sampai mencapai berat kering mutlak.
·         Kadar air, biomassa tertentu, dan biomassa total dihitung dalam kg/ha.

      V.            HASIL PENGAMATAN
No
Lapisan
Jenis
Berat Basah (gram)
Berat Kering (gram)
Biomassa
(kg/Ha)
Berat Amplop (gram)

1

Litter (L)
Daun
10
11,0

8,1
Ranting
9,7
9,5

8,2
Buah/Bunga
8,3
7,2

8,2








2

Fermented (F)
Daun
8,7
8,6

8.0
Ranting
8,2
7,6

8,0
Buah/Bunga
0
0

8,1







3
Humus (H)
Humus
9,3
9,1

8,3



PERHITUNGAN
1.      Kadar Air (KA) =  x 100%
a.      KA Litter daun   =  x 100%
                          =  x 100%
                          =  x 100%
                          = - 34,48%
b.      KA Litter ranting =  x 100%
                          =  x 100%
                          =  x 100%
                          = 15,38%
c.       KA Litter buah/bunga =  x 100%
                                   =  x 100%
                                   =  x 100%
                                   = - 110%
d.      KA Fermented daun  =  x 100%
                                   =  x 100%
                                   =  x 100%
                                   = 16,67%
e.      KA Fermented ranting =  x 100%
                                      =  x 100%
                                      =  x 100%
                                      = 150%
f.        KA Fermented buah/bunga =  x 100%
                                             =  x 100%
                                             =  x 100%
                                             = 0 %
g.      KA Humus  =  x 100%
                   =  x 100%
                   =  x 100%
                   = 25%
2.       Biomassa = (BK – B amp) x 160 kg/Ha
a.       Litter daun   = ( ) x 160 kg/Ha
                         = (2,9) x 160 kg/Ha
                         = 464 kg/Ha
b.      Litter ranting  = ( ) x 160 kg/Ha
                            = (1,3) x 160 kg/Ha
                            = 208 kg/Ha
c.       Litter buah/bunga = ( ) x 160 kg/Ha
                                     = (- 1) x 160 kg/Ha
                                     = - 160 kg/Ha
d.      Fermented daun    = ( ) x 160 kg/Ha
                                     = (0,6) x 160 kg/Ha
                                     = 96 kg/Ha
e.      Fermented ranting   = ( ) x 160 kg/Ha
                                        = (- 0.8) x 160 kg/Ha
                                        = - 128 kg/Ha
f.        Fermented buah/bunga     = ( ) x 160 kg/Ha
                                                     = (- 8,1) x 160 kg/Ha
                                                     = - 1296 kg/Ha
g.       Humus = ( ) x 160 kg/Ha
                            = (0,8) x 160 kg/Ha
               = 128 kg/Ha
3.       Biomassa total      =
                                    = {464 + 208 + (- 160) + 96 + (- 128) + (- 1296) + 128} kg/Ha
                                    = - 688 kg/Ha
4.       Persentase biomassa =
a.       Litter
PB    =
         =
         = - 74,42%
b.      Fermented
PB    =
         =
         = 193,02%
c.       Humus
PB    =
         =
         = - 18,60%



    VI.            PEMBAHASAN
            Pada praktikum ini dilakukan pengambilan seresah pada setiap lantai hutan yang meliputi lapisan litter, fermentasi, dan humus. Dari masing-masing lapisan dibedakan atas daun, ranting, bunga atau buah kemudian dimasukkan dalam amplop. Setelah dilakukan pengukuran massa amplop kosong, massa basah, dan massa kering setelah dioven, dilakukan pengukuran kadar  air, biomassa, dan persentase biomassa.
            Dari hasil perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa kadar air pada fermentasi paling besar diantara yang lain mencapai 150 % sedangkan bagian-bagian yang lain seperti litter buah/bunga, litter daun, fermentasi buah/bunga, litter ranting, fermentasi daun, dan humus berturut-turut adalah : - 110%, - 34,48%, 0%, 15,38%, 16,67%, dan 25%. Dilihat dari jenis seresah terdiri dari seresah daun, ranting, buah/bunga. Tentu dari seresah bunga ataupun daun akan lebih mudah jatuh karena ukuran dan beratnya yang kecil sehingga akan mudah jatuh karena angin, sedangkan  seresah yang berasal dari ranting ataupun buah akan lebih sulit untuk jatuh karena massanya yang besar  sulit untuk jatuh karena angin. Untuk umur, daun yang tua akan lebih mudah jatuh jika dibandingkan dengan daun yang baru/muda. Sedangkan gravitasi adalah gaya tarik bumi sehingga menyebabkan benda jatuh ke bawah.
            Pada perhitungan biomassa diperoleh biomassa litter daun, litter ranting, litter bunga/buah, fermentasi daun, fermentasi ranting, dan humus berturut-turut adalah 464 kg/Ha; 208 kg/Ha; - 166 kg/Ha; 96 kg/Ha; - 128 kg/Ha; - 1296 kg/Ha; dan 128 kg/Ha. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa nilai biomassa terbanyak mencapai 464 kg/Ha untuk litter daun. Padahal yang seharusnya itu humuslah yang memiliki biomassa paling tinggi. Karena yang dimaksud dengan lapisan humus itu adalah lapisan zat hara, lapisan makro nutrien. Tapi dari hasil percobaan bebeda dengan teori yang seharusnya. Lapisan biomassa yang telah sempurna terbentuk setelah proses fermentasi. Sedangkan biomassa terkecil ada pada litter daun dan fermentasi buah/bunga senilai – 1296 kg/Ha. Data biomassa ini akan menggambarkan pelapisan dalam akumulasi seresah di lantai hutan.
                 Apabila dilihat dari lapisan tanahnya seresah-serasah tersebut berada pada lapisan tanah paling atas yang dikenal dengan top soil. Dan terdapat pada horizon A,O .Seresah-seresah yang mengalami dekomposisi tersebut akan memberikan nilai kesuburan pada tanah, semakin banyak seresah yang terdekomposisi dan terakumulasi, maka tanah tersebut akan semakin subur.
faktor yang mempengaruhi jatuhnya seresah adalah sebagai berikut :
1.                   Iklim ( suhu )
Suhu yang panas dapat menyebabkan jatuhan seresah meningkat. Akan tetapi pada daerah pengambilan sampel, suhu tidak begitu panas ( masih dalam musim hujan ) sehingga mengakibatkan seresah yang jatuh sedikit.
2.                   Angin
Angin yang besar akan meningkatkan jatuhan serasah karena memperkecil kekuatan melekatnya bagian tumbuhan yang sudah kering. Akan tetapi pada daerah pengambilan sampel angin tidak terlalu kencang sehingga seresah yang jatuh sedikit.
3.                   Tumbuhan itu sendiri
Bagian-bagian tumbuhan belum banyak yang kering sehingga tidak banyak yang jatuh.
            Lahan hutan tentu akan mengalami akumulasi seresah yang berbeda dengan lahan pertanian atau perkebunan. Alasannya adalah karena tumbuhan yang menghuninya berbeda. Tentulah populasi tumbuhan hutan lebih variatif dan kompleks dari pada lahan pertanian.

  VII.            KESIMPULAN
·         Lapisan lantai hutan terdiri dari lapisan liter(L), fermentasi (F) dan, lapisan Humus (H)
·         Pada lapisan lantai hutan terdiri dari bahan organik yang belum terkomposisi (lapisan L),terdekomposisi sebagian (lapisan F) dan terkomposisi seluruhnya (lapisan H).
·         Laju dekomposisi seresah berbeda-beda dan ditentukan oleh faktor-faktor baik dari seresah itu sendiri ataupun dari lingkungan.
·         Kecepatan jatuhnya seresah dipengaruhi oleh jenis seresah, masah seresah, kecepatan angin, dan gaya grafitasi.
·         Sistem pengunaan lahan tentunya akan berpengaruh pada akumulasi seresah yang ada. Untuk lahan hutan mempunyai akumulasi jenis seresah yang lebih bervariasi.
·         Semakin banyak seresah terdekomposisi tanah semakin baik.
·         Jatuhnya seresah dipengaruhi oleh iklim, angin, dan tumbuhan itu sendiri.
·         Jatuhan dan komposisi seresah lebih banyak dan lebih variatif lantai hutan daripada lahan pertanian/ perkebuan.






VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Agus, Cahyono. 2008. Petunjuk Pratikum Ilmu  Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Ma’shum, Mansur. 2003. Biologi Tanah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
                     Siarudin, M. & Rahmat. E. 2008. Biomassa Lantai Hutan.  Kawasan Hutan Mangrove. Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar