Kamis, 23 Oktober 2014

Laporan kadar lengas tanah


ACARA II
 KADAR LENGAS TANAH


       I.            TUJUAN
1.      Membandingkan masing – masing metode penentuan kadar lengas pada berbagai contoh tanah.
2.      Mengetahui keuntungan dan kerugian penentuan masing-masing metode penentuan kadar lengas.
3.      Membandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh tanah pada setiap metode penentuan kadar lengas.
4.      Mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaaan nilai kadar lengas tanah pada masing-masing contoh tanah.
5.      Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui kadar lengas tanah.

    II.            DASAR TEORI

Lengas tanah merupakan air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas tanah juga bisa diartikan sebagai air yang terdapaat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan kapiler. Keberadaan air dalam tanah mempunyai tingkat tegangan yang berbeda-beda. Biasanya satuan pengukuran yang digunakan adalah cm, bar, pF. Tegangan lengas tanah dapat digunakan menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas gravitasi yang menarik air ke luar tubuh tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan berapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan (Notohadiprawiro, 2000).
Air perkolasi membantu siklus unsure hara dan pemindahan liat, oksida besi dan alumunium, garam-garam, dan lain-lain. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus (Hardjowigeno,1987).
Air tanah memiliki peran yang dapat menguntungkan dan juga merugikan. Peran air tanah yang menguntungkan:
·         Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara
·         Sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi
·         Sebagai koomponen kunci dalam fotosintesis
·         Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan diferensiasihrizon
·         Sebagai stabilisator temperature tanah
·         Mempermudah pengelolaan tanah.

Peran air tanah yang merugikan:
·         Sebagai pemicu rusaknya tanah
·         Sebagai pemicu perubahan horizon melalui pelindihan komponen-komponennya
·         Sebagai pemicu kemiskinan tanah melalui pelindihan hara
·         Tanah yang jenuh dengan air dapat menyebabkan terhambatnya aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan  hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Ali, Kemas. 2005).

Lengas juga sangat penting dalam proses genesa tanah,kelangsungan hidup tanaman dan jasad tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut  garam-garam mineral. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karna itu,tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempungan  yang bertekstur halus. Keadaan tanah yang cukup lembap yang menunjukkan jumlah air tebanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik grafitasi itu disebut kapasitas lapangan ( Hardjowigeno, 2003 ).

 III.            ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Mortar
2.      Aquades
3.      Cupu
4.      Oven
5.      Timbangan analitik
6.      Contoh tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol

 IV.            CARA KERJA
1.      Dengan perkiraan tingkat kebasahan tanah
Perkiraan ini didasarkan atas tanda kebasahan tanah yang tampak dan konsistensi tanah misalnya:
Basah : ditandai dengan tampaknya selaput air pada permukaan zarah-zarah dan gumpal-gumpalan tanah. Tanah akan mengeluarkan air saat diremas atau diinjak. Setara dengan ketegangan lengas 0.01 bar atau kurang (kondisi Kapasitas lapangan).
Lembab: tanahnya berada diantara keadaan basah dan kering. Setara dengan ketegangan lengas yang kurang dari 15 bar, tetapi tidak kurang daripada 0.01 bar.
Kering: setara dngan ketegangan lengas 15 bar atau lebih (titik layu permanen). Tanda-tandanya dapat bergantung pada teksturnya, bila:
·         Pasiran   : Bahan galian bersifat galir dan kersai, jika ditetesi air maka warnanya akan jelas bertambah gelap
·         Debuan  : Bahan galian bersifat rapuh dan mendebu bila diremas, kalau ditetesi air warnanya akan bertambah gelap juga
·         Lempungan : Konsistensi teguh sampai keras, tidak dapat atau sulit diremas, tanah meretak
Adapun langkahnya sebagai berikut:
a.       Contoh tanah kering angin diambil secukupnya, lalu diberi sedikit air sampai kapasitas lapangan
b.      Diamati bentuk warna butirannya.
c.        Diremas diatara ibu jari dan telunjuk kemudian kelengasan, keliatan, keteguhan, dan kekerasannya diamati.
d.      Hasilnya dibandingkan untuk setiap kenampakan kelengasan dari masing-masing contoh tanah dengan keterangan diatas

2.      Cara pengovenan
a.       Cupu ditimbang (a gram)
b.      Contoh tanah dimasukkan ke dalam penimbang sampai kira-kira ¼ atau ½ nya
c.       Cupu yang berisi tanah ditimbang (b gram)
d.      Cupu berisi contoh tanah dimasukkan ke dalam oven yang telah diatur panasnya, selama 4 jam atau lebih.
e.       Contoh tanah di dalam cupu didinginkan dalam keadaan tertutup ke dalam eksikator.
f.       Contoh tanah dalam cupu ditimbang lagi dengan timbangan yang sama
(c gram).

g.      Dihitung kadar lengas(%) = (berat air : berat tanah kering )×100%
= { (b-c) : (c-a) } x 100%


      V.            HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1.       Hasil Pengamatan
a.       Tabel Tingkat Kebasahan
No
Jenis Tanah
Tingkat Kebasahan
Tanda – Tanda

1

Regosol

Kering
Coklat, remah, tidak liat, tidak keras
Lembab
Coklat kehitaman, agak lembek, liat, tidak keras
Basah
Coklat kehitaman, lembek, tidak kuat, tidak keras

2

Andosol
Kering
Halus, berbutir
Lembab
Tidak lengket, teguh, plastis
Basah
Kasar

3


Mediteran
Kering
Merah kecoklatan, halus, butiran pasir halus, teguh kuat
Lembab
Lengket, coklat, keras
Basah
Merah kecoklatan, keteguhan keras, lengket, lembek

4

Rendzina
Kering
Kasar, berbutir, coklat
Lembab
Teguh, lengket, plastis, coklat kehitaman
Basah
Halus, agak coklat


b.         Tabel Pengovenan
No

Jenis Tanah

Berat Cupu ( a gram)
Cupu + Tanah Sebelum Dikeringkan (b gram)
Cupu + Tanah Sesudah Dikeringkan   ( c gram )

Kadar Lengas ( % )
1
Regosol
6,1
19,95
19,90
0,36
2
Andosol
5,9
20,01
18,80
9,38
3
Mediteran
6,5
26,7
25,4
6,88
4
Rendzina
6,05
32,5
31
6,01

2.       Perhitungan
Kadar lengas tanah (%) didapatkan dengan dengan menggunakan rumus:
Kadar lengas (%)    = (berat air : berat tanah KM) x 100%
= {(b – c) : (c – a)} x 100%

Ø  Kadar Lengas  Regosol          = {(19,95 – 19,90) : (19,90 – 6,1)} x 100%
                                                            = {(0,05) : (13,8)} x 100%
                                                            = 0,36 %
Ø  Kadar Lengas Andosol          = {(20,01 – 18,80) : (18,80 – 5,9)} x 100%
                                                            = {(1,21) : (12,9)} x 100%
                                                            = 9,38 %
Ø  Kadar Lengas Mediteran     = {(26,7 – 25,4) : (25,4 – 6,5)} x 100%
                                                            = {(1,3) : (18,9)} x 100%
                                                            = 6,88 %
Ø  Kadar Lengas Rendzina        = {(32,5 - 31) : (31 – 6,05)} x 100%
                                                            = {(1,5) : (24,95)} x 100%
                                                            = 6,01 %

                                                   
    VI.            PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini metode yang digunakan untuk menentukan kadar lengas tanah dari beberapa contoh tanah adalah metode perkiraan tingkat kebasahan tanah dan metode penongovenan. Untuk metode perkiraan tingkat kebasahan  diremas atau diraba diantara ibu jari dan jari telunjuk. Untuk metode pengovenan, tanah dimasukkan dulu dalam cupu kemudian dimasukkan ke dalam oven, setelah dioven kurang lebih 3 hari maka cupu yang dalam oven itu diambil kembali untuk ditimbang lagi. Tapi jangan lupa sebelum pengovenan dilakukan, terlebih dahulu catatlah berapa berat cupu sebelum ditimbang dan cupu setelah diisi tanah.
Pada kedua metode ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Seperti halnya pada metode perkiraan tingkat kebasahan tanah memilki kelebihan seperti mudah dan cepat untuk melakukannya serta tidak membutuhkan  waktu yang begitu lama. Tetapi kelemahan yaitu hasil pengamatan yang didapatkan bersifat subjektif, tiap praktikan pasti memiliki kepekaan untuk meraba tanah yang berbeda-beda. Sedangkan metode pengovenan itu kelebihannya adalah kadar lengas yang diperoleh lebih akurat karena langsung dihitung dengan penghitungan numerik. Tapi metode ini memerlukan peralatan yang lebih banyak dan waktu yang cukup lama.
Masing – masing contoh tanah yang digunakan memiliki kadar lengas yang berbeda-beda baik untuk metode perkiraan tingkat kebasahan tanah maupun metode pengovenan. Untuk metode perkiraan tingkat kebasahan tanah hasilnya adalah sebagai berikut: untuk tanah regosol saat kering tanahnya remah, warnanya coklat, tidak keras, dan tidak liat; saat lembab tanahnya agak lembek, berwarna coklat kehitaman, liat, dan tidak keras; terus saat tanahnya basah maka akan lembek, warna coklat kehitaman, tidak kuat, dan tidak keras. Untuk tanah andosol saat kering gejala tanahnya halus dan berbutir; saat lembab tanahnya teguh, tidak plastis, dan tidak lengket; sedangkan saat basah tanahnya akan kasar. Untuk tanah mediteran disaat tanahnya kering gejalanya halus, warna merah kecoklatan, butiran pasir halus dan teguh keras; saat lembab tanahnya lengket, keras dan berwarna coklat; dan disaat basah bergejala lengket, keteguhan keras, warna merah dan lembek. Sedangkan untuk tanah rendzina, saat tanahnya kering gejalanya kasar, berbutir dan warnanya coklat;  saat lembab gejalanya teguh, warna coklat kehitaman, plastis dan lengket, dan saat basah tanahnya halus dan berwarna agak coklat. Jadi, perbedaan sifat tanah seperti ini didasarkan tingkat kebasahan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengolahan dan identifikasi tanah.
Pada metode pengovenan hasil kadar lengas tanah juga akan berbeda-beda. Pada tanah regosol kadar lengasnya 0,36%; tanah andosol kadar lengasnya 9,38%; tanah mediteran dengan kadar lengas 6,88%; dan tanah rendzina kadar lengasnya 6,01%. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata tanah andosol memiliki kadar lengas tertinggi, padahal berdasarkan teori menyatakan bahwa andosol merupakan tanah tropika yang memiliki permeabilitas yang baik, aerasi dan drainase yang baik sehingga kadar lengasnya rendah. Jadi, hasil praktikum yang didapatkan pada tanah andosol tersebut tidak sesuai dengan teori. Dan hal ini mungkin saja disebabkan adanya kesalahan pada proses penimbangan cupu, pengovenan, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas dapat berupa lempung (tekstur) tanah . Lempung tanah biasanya mengandung lengas sebab molekul-molekul dalam lempung letaknya sangat erat sehingga pengorekan udara dan air sangat lambat. Selain itu masih ada juga pengaruh yang lainnya seperti bahan penutup tanah, dimana semakin banyak bahan penutupnya maka semakin tinggi kadar lengasnya.
Kadar lengas mempengaruhi sifat-sifat tanah seperti aerasi, struktur tanah dan hidrologi. Jika kadar lengas tinggi maka aearasinya jelek. Pada struktur tanah, lengas dapat menentukkan tingkat konsistensi tanah dan ketahanan massa tanah. Sedangkan pada hidrologi kadar lengas yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi berjalan lambat sebab partikel tanah terletak berdekatan . Selain yang ketiga itu kadar lengas juga mempengaruhi sifat tanah yang lainnya seperti plastisitas, kembang dan kerut tanah serta kepadatan.
Metode yang paling cocok digunakkan untuk lapangan yaitu metode perkiraan tingkat kebasahan tanah karena lebih mudah dan cepat untuk dilakukan serta tidak membutuhkan peralatan yang begitu banyak. Untuk mengetahui kondisi lengas pada kapasitas lapang bisa saja dilakukan dengan menentukkan tegangan lengas dalam ukuran cmHg, bar, dan pF atau menentukkan jumlah air yang terkandung dalam  tanah setelah air grafitasi hilang.
Manfaat yang diperoleh dengan mengetahui kadar lengas tanah adalah:
1.       Dalam pengolahan tanah
Dengan mengetahui kadar lengas metode pengolahan lahan  dapat ditentukan dengan cara yang tepat
2.       Dalam penentuan kisaran air bagi tanaman
Dengan adanya air bebas, air tersedia, dan air tidak tersedia maka kisaran air yang akan diberikan pada tanaman bisa dikira-kira lebih dulu
3.       Dalam pemupukan
Dengan mengetahui kadar lengas juga dapat ditentukan jenis pupuk yang sesuai dengan tanah tertentu.
Pada penentuan kisaran air, diketahui istilah air bebas yang merupakan air yang  terdapat dalam por-pori mikro tanah dengan daya ikat kurang dari  1/3 atm (pH 2,54). Air ini tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman karena ikatannya terlalu lemah. Air tersedia yaitu air yang terdapat diantara kapasitas lapang dan titik layu tetap (pF 2,54 dan 3,17). Air tidak tersedia adalah air yang berada pada tegangan di atas titik layu tetap ( di atas pF 4,17).

 VII.            KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1.         Dalam menentukan kadar lengas pada tanah dapat dilakukan dengan metode memperkirakan tingkat kebasahan tanah dan metode pengovenan.
2.         Pada metode memperkirakan tingkat kebasahan tanah, hasil dapat diperoleh dalam waktu yang singkat dan dengan mudah tapi hasilnya cenderung bersifat subjektif. Pada metode pengovenan hasil yang di dapatkan lebih akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.
3.         Pada praktikum kali ini jenis tanah yang kadar lengasnya paling tinggi adalah tanah andosol yaitu 9,38%, kemudian tanah mediteran sebesar 6,88% dan tanah rendzina sebesar 6,01%. Sedangkan yang paling rendah adalah tanah regosol dengan kadar lengas hanya 0,36%.
4.         Faktor yang  mempengaruhi kadar lengas pada tanah adalah lempung tanah dan bahan penutup tanah.
5.         Manfaat dari mempelajari kadar lengas yaitu untuk membantu kita dalam proses pengolahan lahan, penentuan kisaran air dan untuk proses pemupukan.


VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan  Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar