ACARA
II
KADAR LENGAS TANAH
I.
TUJUAN
1. Membandingkan masing – masing metode penentuan kadar
lengas pada berbagai contoh tanah.
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian penentuan
masing-masing metode penentuan kadar lengas.
3. Membandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh
tanah pada setiap metode penentuan kadar lengas.
4. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaaan nilai kadar lengas tanah pada masing-masing contoh tanah.
5. Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui
kadar lengas tanah.
II.
DASAR
TEORI
Lengas tanah merupakan air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah
dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas tanah juga bisa diartikan sebagai air yang
terdapaat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat
matrik, osmosis, dan kapiler. Keberadaan
air dalam tanah mempunyai tingkat tegangan yang berbeda-beda. Biasanya satuan pengukuran yang digunakan adalah
cm, bar, pF. Tegangan lengas tanah dapat
digunakan
menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas gravitasi yang
menarik air ke luar tubuh tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan berapa
banyak air yang dapat diserap tumbuhan (Notohadiprawiro, 2000).
Air perkolasi membantu siklus unsure hara dan
pemindahan liat, oksida besi dan alumunium, garam-garam, dan lain-lain. Kemampuan tanah
menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur
kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus
(Hardjowigeno,1987).
Air tanah memiliki peran yang dapat menguntungkan dan juga merugikan. Peran
air tanah yang menguntungkan:
·
Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara
·
Sebagai sarana transportasi dan
pendistribusi nutrisi
·
Sebagai koomponen kunci dalam
fotosintesis
·
Sebagai agen pemicu pelapukan bahan
induk, perkembangan tanah, dan diferensiasihrizon
·
Sebagai stabilisator temperature tanah
·
Mempermudah pengelolaan tanah.
Peran air tanah yang
merugikan:
·
Sebagai pemicu rusaknya tanah
·
Sebagai pemicu perubahan horizon melalui
pelindihan komponen-komponennya
·
Sebagai pemicu kemiskinan tanah melalui pelindihan hara
·
Tanah yang jenuh dengan air dapat
menyebabkan terhambatnya aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu
respirasi dan serapan hara oleh akar,
serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Ali,
Kemas. 2005).
Lengas juga sangat penting dalam proses genesa tanah,kelangsungan
hidup tanaman dan jasad tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika
yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media
pelarut garam-garam mineral. Kemampuan
tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karna itu,tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya
lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempungan yang bertekstur halus. Keadaan tanah yang
cukup lembap yang menunjukkan jumlah air tebanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya tarik grafitasi itu disebut kapasitas
lapangan ( Hardjowigeno, 2003 ).
III.
ALAT
DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mortar
2. Aquades
3. Cupu
4. Oven
5. Timbangan analitik
6. Contoh tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol
IV.
CARA
KERJA
1. Dengan perkiraan tingkat kebasahan tanah
Perkiraan
ini didasarkan atas tanda kebasahan tanah yang tampak dan konsistensi tanah
misalnya:
Basah
:
ditandai dengan tampaknya selaput air pada permukaan
zarah-zarah dan gumpal-gumpalan tanah. Tanah akan mengeluarkan air saat diremas atau diinjak. Setara dengan ketegangan lengas 0.01 bar atau kurang
(kondisi Kapasitas lapangan).
Lembab: tanahnya berada diantara keadaan basah dan kering. Setara dengan
ketegangan lengas yang kurang dari 15 bar, tetapi tidak kurang daripada 0.01 bar.
Kering: setara
dngan ketegangan lengas 15 bar atau lebih (titik layu permanen). Tanda-tandanya
dapat bergantung pada teksturnya, bila:
·
Pasiran : Bahan galian bersifat galir dan kersai, jika ditetesi
air maka warnanya akan
jelas bertambah gelap
·
Debuan : Bahan galian bersifat rapuh dan mendebu bila diremas, kalau ditetesi
air warnanya akan bertambah gelap juga
·
Lempungan : Konsistensi teguh sampai keras, tidak dapat atau sulit diremas, tanah meretak
Adapun
langkahnya sebagai berikut:
a.
Contoh tanah kering angin diambil secukupnya, lalu diberi
sedikit air sampai kapasitas lapangan
b. Diamati
bentuk warna butirannya.
c.
Diremas diatara ibu jari dan telunjuk kemudian
kelengasan, keliatan, keteguhan, dan kekerasannya diamati.
d.
Hasilnya dibandingkan
untuk setiap kenampakan kelengasan dari masing-masing
contoh tanah dengan keterangan diatas
2. Cara
pengovenan
a. Cupu ditimbang (a gram)
b.
Contoh tanah dimasukkan ke dalam penimbang sampai kira-kira ¼ atau ½ nya
c. Cupu yang berisi tanah ditimbang (b gram)
d. Cupu berisi contoh tanah dimasukkan ke dalam oven yang
telah diatur panasnya, selama
4 jam atau lebih.
e. Contoh tanah di dalam cupu didinginkan dalam keadaan
tertutup ke dalam eksikator.
f.
Contoh tanah dalam cupu ditimbang lagi dengan timbangan yang sama
(c
gram).
g.
Dihitung
kadar lengas(%) = (berat air :
berat tanah kering )×100%
= { (b-c) : (c-a) } x 100%
V.
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1.
Hasil Pengamatan
a.
Tabel Tingkat Kebasahan
No
|
Jenis Tanah
|
Tingkat Kebasahan
|
Tanda – Tanda
|
1
|
Regosol
|
Kering
|
Coklat, remah, tidak
liat, tidak keras
|
Lembab
|
Coklat kehitaman, agak
lembek, liat, tidak keras
|
||
Basah
|
Coklat kehitaman,
lembek, tidak kuat, tidak keras
|
||
2
|
Andosol
|
Kering
|
Halus, berbutir
|
Lembab
|
Tidak lengket, teguh,
plastis
|
||
Basah
|
Kasar
|
||
3
|
Mediteran
|
Kering
|
Merah kecoklatan,
halus, butiran pasir halus, teguh kuat
|
Lembab
|
Lengket, coklat, keras
|
||
Basah
|
Merah kecoklatan,
keteguhan keras, lengket, lembek
|
||
4
|
Rendzina
|
Kering
|
Kasar, berbutir,
coklat
|
Lembab
|
Teguh, lengket,
plastis, coklat kehitaman
|
||
Basah
|
Halus, agak coklat
|
b.
Tabel Pengovenan
No
|
Jenis Tanah
|
Berat Cupu ( a gram)
|
Cupu + Tanah Sebelum
Dikeringkan (b gram)
|
Cupu + Tanah Sesudah
Dikeringkan ( c gram )
|
Kadar Lengas ( % )
|
1
|
Regosol
|
6,1
|
19,95
|
19,90
|
0,36
|
2
|
Andosol
|
5,9
|
20,01
|
18,80
|
9,38
|
3
|
Mediteran
|
6,5
|
26,7
|
25,4
|
6,88
|
4
|
Rendzina
|
6,05
|
32,5
|
31
|
6,01
|
2.
Perhitungan
Kadar lengas tanah (%) didapatkan dengan dengan
menggunakan rumus:
Kadar lengas (%) = (berat air : berat tanah KM) x 100%
= {(b – c) : (c – a)} x 100%
Ø
Kadar Lengas Regosol =
{(19,95 –
19,90) : (19,90 – 6,1)} x 100%
=
{(0,05) :
(13,8)} x 100%
= 0,36 %
Ø
Kadar Lengas Andosol = {(20,01 – 18,80) : (18,80
– 5,9)} x 100%
=
{(1,21) :
(12,9)} x 100%
= 9,38 %
Ø
Kadar Lengas Mediteran = {(26,7 – 25,4) : (25,4 –
6,5)} x 100%
=
{(1,3) :
(18,9)} x 100%
= 6,88 %
Ø
Kadar Lengas Rendzina = {(32,5 - 31) : (31 –
6,05)} x 100%
=
{(1,5) :
(24,95)} x 100%
= 6,01 %
VI.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini metode yang digunakan untuk menentukan kadar lengas
tanah dari beberapa contoh tanah adalah metode perkiraan tingkat kebasahan
tanah dan metode penongovenan. Untuk metode perkiraan tingkat kebasahan diremas atau diraba diantara ibu jari dan
jari telunjuk. Untuk metode pengovenan, tanah dimasukkan dulu dalam cupu
kemudian dimasukkan ke dalam oven, setelah dioven kurang lebih 3 hari maka cupu
yang dalam oven itu diambil kembali untuk ditimbang lagi. Tapi jangan lupa
sebelum pengovenan dilakukan, terlebih dahulu catatlah berapa berat cupu
sebelum ditimbang dan cupu setelah diisi tanah.
Pada kedua metode ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Seperti
halnya pada metode perkiraan tingkat kebasahan tanah memilki kelebihan seperti
mudah dan cepat untuk melakukannya serta tidak membutuhkan waktu yang begitu lama. Tetapi kelemahan
yaitu hasil pengamatan yang didapatkan bersifat subjektif, tiap praktikan pasti
memiliki kepekaan untuk meraba tanah yang berbeda-beda. Sedangkan metode
pengovenan itu kelebihannya adalah kadar lengas yang diperoleh lebih akurat
karena langsung dihitung dengan penghitungan numerik. Tapi metode ini
memerlukan peralatan yang lebih banyak dan waktu yang cukup lama.
Masing – masing contoh tanah yang digunakan memiliki kadar lengas yang
berbeda-beda baik untuk metode perkiraan tingkat kebasahan tanah maupun metode
pengovenan. Untuk metode perkiraan tingkat kebasahan tanah hasilnya adalah
sebagai berikut: untuk tanah regosol saat kering tanahnya remah, warnanya
coklat, tidak keras, dan tidak liat; saat lembab tanahnya agak lembek, berwarna
coklat kehitaman, liat, dan tidak keras; terus saat tanahnya basah maka akan
lembek, warna coklat kehitaman, tidak kuat, dan tidak keras. Untuk tanah
andosol saat kering gejala tanahnya halus dan berbutir; saat lembab tanahnya
teguh, tidak plastis, dan tidak lengket; sedangkan saat basah tanahnya akan
kasar. Untuk tanah mediteran disaat tanahnya kering gejalanya halus, warna
merah kecoklatan, butiran pasir halus dan teguh keras; saat lembab tanahnya lengket,
keras dan berwarna coklat; dan disaat basah bergejala lengket, keteguhan keras,
warna merah dan lembek. Sedangkan untuk tanah rendzina, saat tanahnya kering
gejalanya kasar, berbutir dan warnanya coklat; saat lembab gejalanya teguh, warna coklat
kehitaman, plastis dan lengket, dan saat basah tanahnya halus dan berwarna agak
coklat. Jadi, perbedaan
sifat tanah seperti ini didasarkan tingkat kebasahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengolahan dan identifikasi tanah.
Pada metode pengovenan hasil kadar lengas tanah juga akan berbeda-beda.
Pada tanah regosol kadar lengasnya 0,36%; tanah andosol kadar lengasnya 9,38%;
tanah mediteran dengan kadar lengas 6,88%; dan tanah rendzina kadar lengasnya
6,01%. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata tanah andosol memiliki kadar
lengas tertinggi, padahal berdasarkan teori menyatakan bahwa andosol merupakan
tanah tropika yang memiliki permeabilitas yang baik, aerasi dan drainase yang
baik sehingga kadar lengasnya rendah. Jadi, hasil praktikum yang didapatkan
pada tanah andosol tersebut tidak sesuai dengan teori. Dan hal ini mungkin saja
disebabkan adanya kesalahan pada proses penimbangan cupu, pengovenan, dan lain
sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas dapat berupa lempung (tekstur)
tanah . Lempung tanah biasanya mengandung lengas sebab molekul-molekul dalam
lempung letaknya sangat erat sehingga pengorekan udara dan air sangat lambat.
Selain itu masih ada juga pengaruh yang lainnya seperti bahan penutup tanah,
dimana semakin banyak bahan penutupnya maka semakin tinggi kadar lengasnya.
Kadar lengas mempengaruhi sifat-sifat tanah seperti aerasi, struktur tanah
dan hidrologi. Jika kadar lengas tinggi maka aearasinya jelek. Pada struktur
tanah, lengas dapat menentukkan tingkat konsistensi tanah dan ketahanan massa
tanah. Sedangkan pada hidrologi kadar lengas yang tinggi akan menyebabkan
infiltrasi berjalan lambat sebab partikel tanah terletak berdekatan . Selain
yang ketiga itu kadar lengas juga mempengaruhi sifat tanah yang lainnya seperti
plastisitas, kembang dan kerut tanah serta kepadatan.
Metode yang paling cocok digunakkan untuk lapangan yaitu metode perkiraan
tingkat kebasahan tanah karena lebih mudah dan cepat untuk dilakukan serta
tidak membutuhkan peralatan yang begitu banyak. Untuk mengetahui kondisi lengas
pada kapasitas lapang bisa saja dilakukan dengan menentukkan tegangan lengas
dalam ukuran cmHg, bar, dan pF atau menentukkan jumlah air yang terkandung
dalam tanah setelah air grafitasi
hilang.
Manfaat yang diperoleh dengan mengetahui kadar lengas tanah adalah:
1.
Dalam pengolahan tanah
Dengan mengetahui kadar
lengas metode pengolahan lahan dapat
ditentukan dengan cara yang tepat
2.
Dalam penentuan kisaran air bagi tanaman
Dengan adanya air bebas,
air tersedia, dan air tidak tersedia maka kisaran air yang akan diberikan pada
tanaman bisa dikira-kira lebih dulu
3.
Dalam pemupukan
Dengan mengetahui kadar
lengas juga dapat ditentukan jenis pupuk yang sesuai dengan tanah tertentu.
Pada penentuan kisaran
air, diketahui istilah air bebas yang merupakan air yang terdapat dalam por-pori mikro tanah dengan
daya ikat kurang dari 1/3 atm (pH 2,54).
Air ini tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman karena ikatannya terlalu lemah.
Air tersedia yaitu air yang terdapat diantara kapasitas lapang dan titik layu
tetap (pF 2,54 dan 3,17). Air tidak tersedia adalah air yang berada pada
tegangan di atas titik layu tetap ( di atas pF 4,17).
VII.
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dalam menentukan kadar lengas pada tanah dapat dilakukan dengan metode
memperkirakan tingkat kebasahan tanah dan metode pengovenan.
2.
Pada metode memperkirakan tingkat kebasahan tanah, hasil dapat diperoleh
dalam waktu yang singkat dan dengan mudah tapi hasilnya cenderung bersifat
subjektif. Pada metode pengovenan hasil yang di dapatkan lebih akurat, akan
tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.
3.
Pada praktikum kali ini jenis tanah yang kadar lengasnya paling tinggi
adalah tanah andosol yaitu 9,38%, kemudian tanah mediteran sebesar 6,88% dan
tanah rendzina sebesar 6,01%. Sedangkan yang paling rendah adalah tanah regosol
dengan kadar lengas hanya 0,36%.
4.
Faktor yang mempengaruhi kadar
lengas pada tanah adalah lempung tanah dan bahan penutup tanah.
5.
Manfaat dari mempelajari kadar lengas yaitu untuk membantu kita dalam
proses pengolahan lahan, penentuan kisaran air dan untuk proses pemupukan.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.
1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono.
2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Notohadiprawiro,
Tejoyuwono. 2000. Tanah dan
Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar