Kamis, 23 Oktober 2014

Laporan ciri kimia tanah


ACARA VI
CIRI KIMIA TANAH



       I.            TUJUAN

1.      Mengetahui metode selidik cepat kualitatif terhadap beberapa contoh tanah yang tersedia.
2.      Terampil menguji tanah dengan metode selidik cepat kualitatif di laboratorium.
3.      Dapat membandingkan sifat-sifat utama tanah dari setiap contoh tanah.
4.      Dapat memperkirakan proses-proses pedogenesa yang mungkin terjadi dari sifat-sifat tanah yang diuji.



     II.            DASAR TEORI

Tanaman dalam  pertumbuhannya jelas memerlukan unsur hara. Unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit, meliputi Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, Co, dan Cl. Unsur lain seperti silicon, vanadium, dan natrium juga menunjang pertumbuhan spesies tertentu. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak, meliputi C, H, O2, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara makro dan mikro merupakan unsur hara essensial, yaitu unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman, fungsinya dalam tanaman tidak dapt digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di daalm tanah maka tanaman tidak akan tumbuh dengan normal (Agus, Cahyono. 2008).
Bahan organik tanah adalah fraksi organik tanah yang berasal dari biomassa tanah dan biomassa luar-tanah. Biomassa tanah adalah massa total flora dan fauna tanah hidup serta bagian vegetasi yang hidup dalam tanah (akar). Biomassa luar tanah adalah massa bagian vegetasi yang hidup di luar tanah (daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan biji). Bahan organik dibuat dalam organisme hidup dan tersusun atas banyak sekali senyawa karbon ( Notohadiprawiro, 2000 ).
Bahan organik tanah regosol bergantung pada bahan induknya yaitu abu vulkan, mergel atau napal dan pasir pantai. Akan tetapi biasanya tanah regosol miskin hydrogen. Kandungan unsur hara tanah latosol pada umumnya rendah sampai sedang. Kandungan bahan organik tanah mediteran umumnya rendah sampai sangat rendah. Pada horizon A atau lapisan tanah atas mengandung paling tinggi 3 persen. Kandungan bahan organik lapisan tanah atas tanah grumusol pada umumnya rendah, yaitu 1 - 3,5 persen. Kandungan unsur hara tanah andosol adalah sedang sampai tinggi, yaitu antar 11-20 persen ( Bale, 1996 ).


    III.            ALAT DAN BAHAN
1.      Larutan H2O2 10%.
2.      Larutan HCl 2N atau 10%.
3.      Larutan K3Fe(CN)6 0,5%
4.      Larutan KCNS 10%
5.      Larutan a a dipiridil.
6.      Larutan NaOH 40%.
7.      Larutan H2O2 3%.
8.      Soil Munsell Colour Chart.
9.      Kertas HVS.
10.  Contoh tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol.




   IV.            CARA KERJA
Penentuan bahan organic
·    Sebongkah tanah  diambil kira-kira 5 gram
·    Tanah diratakan pada alas kertas
·    Tanah ditetesi dengan kamikalia H2O2 10%
·    Pembuihan pada tanah diamati dan dicatat perbandingan banyaknya buih antar sampel.
Penentuan kapur (CaCO3)
·      Langkah awalnya sama dengan langkah 1 & 2 pada penentuan bahan organik
·      Tapi selanjutnya tanah ditetesi dengan kamikalia HCl 10%
·      Percikan dan suara desis pada tanah yang ditetesi selanjutnya diamati
·      Perbandingan banyaknya percik dan kerasnya desis antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang lainnya  dicatat dan tanda (+) diberi pada yang memercik banyak dan bersuara desis. Sedangkan tanda (-) berarti tidak  dapat bereaksi.



Penentuan Ferro dan Ferri
·       Langkah 1&2 sama.
·      Tanah ditetesi dengan kamikalaHCL 2N kemudian dengan K3Fe(CN)6 0,5 % untuk menguji Ferro ( Fe2+) dan dengan KCNS 10 % untuk pengujian Ferri ( Fe3+)
·      Diamati, warna pengujian  ferro  adalah biru, dan warna pengujian ferri  adalah merah.
·      Penafsiran hasil :
v  Hanya timbul warna merah           : suasana oksidatif (oksik) mutlak (O3)
v  Merah nyata disertai hijau             : suasana oksik kuat (O2)
v  Merah nyata disertai biru              :suasana oksik sedang (O1) atau reduktif       (anoksik) sedang (R1)
v  Biru nyata disertai merah jambu   : suasana anoksik kuat (R1)
v  Hanya timbul warna biru nyata     : suasana anoksik mutlak (R3)
Catatan :
Larutan K3Fe(CN)6 0,5% berwarna kuning sehingga warna kuning saja bukan warna reaksi ferro. Reaksi ferro lemah menimbulkan warna hijau karena biru campur kuning jadi hijau.
Pengamatan Gleisasi
·       Langkah 1 & 2 masih sama seperti di atas
·      Tanah ditetesi dengan kamikala HCL 2N atau 10 %, kemudian dengan alfa  alfa dipiridil.
·       Diamati warna merah di sebalik kertas yang berisi tanah teruji.
·      Dicatat perbandingan intensitas warna merah antara sampel yang satu dengan yang lainnya. Yang kuat diberi tanda positif (+), dan yang tidak bereaksi diberi tanda negative ( - ).
Keterangan :
Alfa-alfa dipiridil adalah zat beracun, maka harus dijaga jangan sampai terhisap atau terkena kulit.
Pengamatan Si
·       Langkah 1 & 2 juga tetep masih sama
·       Kemudian tanah ditetesi dengan kamikala NaOH 40 %
·       Diamati percikan pada tanah
·      Dicatat perbandingan banyaknya percik antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang lainnya. Yang kuat diberi tanda (+) lebih banyak, dan yang tidak bereaksi diberi tanda negatif (-).
Penentuan Mn
·         Langkah 1 & 2 diulangi lagi
·         Tanah ditetesi dengan kamikala H2O2 3 %
·         Diamati percikan pada tanah
·         Dicatat perbandingan banyaknya percik antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang lainnya. Yang kuat diberi tanda (+) lebih banyak, dan yang tidak bereaksi diberi tanda negatif (-).
 Penentuan warna tanah
·      Diamati sebongkah tanah lembab.
·      Tanah dibandingkan dengan warna tanah pada Soil Munsell Colour Chart.
·      Dicatat sebutan dan nilai warna kuantitatifnya ( Hue, Value, dan   Chromanya)
·      Apabila ada bercak tanah maka dicari matrik (utama) dahulu baru warna bercaknya.

    V.            HASIL PENGAMATAN
No
Jenis Tanah
Penentuan BO Pembuihan
Penentuan Kapur
Penentuan Ferro / Ferri
Percikan
Desis
Ferro
Ferri
1
Rendzina
+
+ + +
+ + +
R1
O1
2
Regosol
-
-
-
R3
O3
3
Mediteran
+
-
-
R2
O3
4
Andosol
-
-
-
R3
O1



No

Jenis Tanah

Gleisasi
Penentuan Si
Percikan
Penentuan Mn
Desis
Penentuan Warna Tanah (Nilai/Warna)
1
Rendzina
-
-
+ + +
10 YR 3/3 Dark brown
2
Regosol
-
+
-
5 YR 5/2 Reddish gray
3
Mediteran
-
+
-
5 YR 4/6 Yellow wish red
4
Andosol
-
+
+
10 YR 3/6 Dark yellow wish brown


 VI.            PEMBAHASAN
Pada praktikum ini digunakan metode selidik kualitatif untuk mengamati ciri kimia pada tanah. Metode ini relatif cepat dan mudah dilakukan, akan tetapi hasil diperoleh cenderung lebih bersifat subjektif. Empat kategori untuk hasil pengamatan adalah sebagai berikut: ( - ) untuk kategori tidak ada yang dihasilkan, ( + ) untuk yang hasilnya sedikit, (+ +) dengan hasil sedang / banyak, dan (+ + +) untuk jumlah yang dihasilkan sangat banyak. Tentunya hasil yang akan diperoleh akan berbeda-beda karena setiap orang itu memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu pengamatannya masing-masing.
Dalam praktikum ini dilakukan juga pengamatan pada kandungan bahan organik, kapur, ferri, ferro, gleisasi, Si, Mn, dan warnah pada tanah. Untuk pengamatan kandungan bahan organic ditentukan dengan melihat buih yang dihasilkan tanah setelah ditetesi dengan larutan H2O2 10%. Hasil pengamatan yang diperoleh menyatakan bahwa hanya tanah rendzina dan mediteran yang menghasilkan sedikit buih (+), sedangkan tanah regosol dan andosol tidak berbuih sama sekali ( - ). Itu berarti tanah rendzina dan mediteran mengandung bahan organic dalam jumlah sedikit sedangkan tanah lainnya tidak.
Pada pengamatan kapur dapat diketahui melalui banyaknya percikan dan desis yang dihasilkan oleh tanah setelah ditetesi dengan larutan HCl 2N. Didapatkan hasil bahwa tanah rendzina memiliki percikkan dan desis paling tinggi yaitu (+ + + +), sedangkan tanah lainnya tidak menghasilkan percikkan dan desis ( - ).
Untuk pengamatan ferro dilakukan dengan menetesi kemikalia HCl 2N pada tanah kemudian dengan K3Fe(CN)6 0,5%. Sedangkan pengamatan ferri dilakukan dengan menetesi kemikalia HCl 2N kemudian dengan KCNS 10%. Jika tanah mengandung ferro tanah akan berwarna biru setelah ditetesi kemikalianya, dan jika berwarna merah maka berarti tanahnya mengandung ferri. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tanah regosol dan andosol mengandung ferro yang tampak pada warna tanahnya yang berubah menjadi warna biru nyata (R3), sedangkan tanah rendzina mereduktif (anoksik / R1), dan tanah mediteran berubah warna menjadi biru nyata disertai merah jambu. Untuk tanah yang mengandung ferri adalah tanah regosol dan mediteran dengan warna tanah yang merah nyata (O3), tanah yang lainnya menimbulkan waran merah nyata disertai biru (suasana oksi sedang  / O). Kandungan ferro dan ferri menunjukkan kemampuan drainase pada tanah, warna tanah, serta penyusun mineral sekunder dan menyebabkan tanah berwarna dasar merah.
Penentuan gleisasi dilakukan dengan penetesan kemikalia HCl 2N 10% pada tanah kemudian dengan alfa-alfa dipiridil. Pada hasil pengamatan tampak bahwa semua contoh tanah tidak terdapatkan intensitas warna merah yang lebih kuat, malahan semuanya tidak ada reaksi apa-apa. Ini menunjukkan bahwa drainase pada contoh tanah tersebut jelek yang memungkinkan air lewat begitu saja pada tanah.
Untuk pengamatan Si  dikatakan bahwa tanah yang menimbulkan percikan berarti mengandung Si setelah ditetesi NaOH 40%. Tampak bahwa tanah regosol, mediteran dan tanah mengandung sedikit Si karena menimbulkan sedikit percikkan (+). Sedangkan tanah rendzina tidak menghasilkan percikkan, mungkin karena tidak mengandung Si.
Pada pengamatan Mn dilakukan dengan ditetesinya kemikalia H2O2 3% pada tanah kemudian mendengarkan desis dari tanah tersebut dengan penuh konsentrasi agar penghitungan desisnya tidak keliru. Hasil yang didapatkan adalah tanah rendzina memiliki kandungan Mn yang paling tinggi, kita tahu dari desisnya ada (+ + +) sehingga proses mineralisasinya berjalan dengan baik. Sedangkan tanah tanah andosol hanya sedikit desisnya (+) dan tanah regosol serta mediteran tidak mengeluarkan desis.
Warna tanah tergantung pada kandungan bahan kimia yang terdapat dalam suatu tanah tersebut. Kandungan bahan kimia meliputi bahan organic, kapur, ferro, ferri, Si, Mn, dan lain-lain. Adanya kandungan kimia juga menyebabkan warna tanah kering berbeda dengan warnah tanah lembab, sebab pada tanah lembab terkandung lebih banyak air sehingga air tersebut bereaksi dengan kandungan kimia tanah dan menyebabkan warnanya berubah.
Ketersediaan unsur hara makro dan mikro (unsur hara esensial) sangat diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Jika unsur hara  tersebut tidak tercukupi, maka tanaman tidak akan tumbuh secara normal.

VII.            KESIMPULAN
1.      Setiap jenis tanah memiliki kandungan bahan organik, kapur, ferro, ferri, Si, dan Mn yang berbeda-beda seperti yang tampak pada table hasil pengamatan kita.
2.      Tanah yang memiliki lebih banyak kandungan bahan organic adalah tanah rendzina dan tanah mediteran.
3.      Kandungan unsur hara untuk setiap jenis tanah pastinya berbeda-beda tergantung pada bahan induk penyusun tanah tersebut serta proses yang terjadi selama pembentukan tanah, dan proses-proses yang terjadi setelah tanah tersebut terbentuk.
4.      Ketersediaan unsur hara berhubungan dengan kesuburan tanah dalam pertumbuhan tanaman-tanaman yang ditanam di tanah tersebut.
5.      Data yang telah diperoleh lebih bersifat subjektif meskipun metode ini memiliki kelebihan yaitu waktu untuk prosesnya lebih cepat dan praktis.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Agus, Cahyono. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Bale, Anwar. 1996. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan  Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar