ACARA VI
CIRI
KIMIA TANAH
I.
TUJUAN
1.
Mengetahui metode selidik cepat kualitatif
terhadap beberapa contoh
tanah yang tersedia.
2.
Terampil menguji tanah dengan metode selidik
cepat kualitatif di laboratorium.
3.
Dapat membandingkan
sifat-sifat utama tanah dari setiap contoh
tanah.
4.
Dapat
memperkirakan proses-proses pedogenesa yang mungkin terjadi dari sifat-sifat
tanah yang diuji.
II.
DASAR
TEORI
Tanaman dalam pertumbuhannya jelas memerlukan unsur hara.
Unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit, meliputi Fe, Mn,
Zn, Cu, B, Mo, Co, dan Cl. Unsur lain seperti silicon, vanadium, dan natrium
juga menunjang pertumbuhan spesies tertentu. Unsur hara makro adalah unsur hara
yang diperlukan dalam jumlah banyak, meliputi C, H, O2, N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Unsur hara makro dan mikro merupakan
unsur hara essensial, yaitu unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman,
fungsinya dalam tanaman tidak dapt digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak
terdapat dalam jumlah yang cukup di daalm tanah maka tanaman tidak akan tumbuh
dengan normal (Agus,
Cahyono. 2008).
Bahan organik tanah
adalah fraksi organik tanah yang berasal dari biomassa tanah dan biomassa
luar-tanah. Biomassa tanah adalah massa total flora dan fauna tanah hidup serta
bagian vegetasi yang hidup dalam tanah (akar). Biomassa luar tanah adalah massa
bagian vegetasi yang hidup di luar tanah (daun, batang, cabang, ranting, bunga,
buah dan biji). Bahan organik dibuat dalam organisme hidup dan tersusun atas
banyak sekali senyawa karbon ( Notohadiprawiro,
2000 ).
Bahan organik tanah regosol bergantung pada bahan
induknya yaitu abu vulkan, mergel atau napal dan pasir pantai. Akan tetapi
biasanya tanah regosol miskin hydrogen. Kandungan unsur hara tanah latosol pada
umumnya rendah sampai sedang. Kandungan bahan organik tanah mediteran umumnya
rendah sampai sangat rendah. Pada horizon A atau lapisan tanah atas mengandung
paling tinggi 3 persen. Kandungan bahan organik lapisan tanah atas tanah
grumusol pada umumnya rendah, yaitu 1 - 3,5 persen. Kandungan unsur hara tanah
andosol adalah sedang sampai tinggi, yaitu antar 11-20 persen ( Bale, 1996 ).
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Larutan H2O2 10%.
2.
Larutan HCl 2N atau 10%.
3.
Larutan K3Fe(CN)6 0,5%
4.
Larutan KCNS 10%
5.
Larutan a a
dipiridil.
6.
Larutan NaOH 40%.
7.
Larutan H2O2 3%.
8.
Soil Munsell Colour Chart.
9.
Kertas HVS.
10. Contoh tanah Regosol, Mediteran, Rendzina, dan Andosol.
IV.
CARA
KERJA
Penentuan
bahan organic
·
Sebongkah tanah diambil kira-kira
5 gram
·
Tanah diratakan
pada alas kertas
·
Tanah ditetesi dengan
kamikalia H2O2 10%
·
Pembuihan
pada tanah diamati dan dicatat
perbandingan banyaknya buih antar sampel.
Penentuan
kapur (CaCO3)
·
Langkah
awalnya sama dengan langkah 1 & 2 pada penentuan bahan organik
·
Tapi
selanjutnya tanah ditetesi dengan
kamikalia HCl 10%
·
Percikan
dan suara desis pada tanah yang ditetesi
selanjutnya diamati
·
Perbandingan
banyaknya percik dan kerasnya desis antara sampel contoh tanah yang satu dengan
yang lainnya dicatat dan tanda (+)
diberi pada yang memercik banyak dan bersuara desis. Sedangkan tanda (-)
berarti tidak dapat bereaksi.
Penentuan
Ferro dan Ferri
·
Langkah 1&2 sama.
·
Tanah ditetesi dengan kamikalaHCL 2N kemudian
dengan K3Fe(CN)6 0,5 % untuk menguji Ferro ( Fe2+) dan
dengan KCNS 10 % untuk pengujian Ferri ( Fe3+)
·
Diamati, warna pengujian ferro adalah biru,
dan warna pengujian ferri adalah merah.
·
Penafsiran hasil :
v Hanya
timbul warna merah : suasana oksidatif
(oksik) mutlak (O3)
v Merah
nyata disertai hijau : suasana
oksik kuat (O2)
v Merah
nyata disertai biru :suasana
oksik sedang (O1) atau reduktif
(anoksik) sedang (R1)
v Biru
nyata disertai merah jambu : suasana
anoksik kuat (R1)
v Hanya
timbul warna biru nyata : suasana
anoksik mutlak (R3)
Catatan
:
Larutan
K3Fe(CN)6 0,5% berwarna kuning sehingga warna kuning saja
bukan warna reaksi ferro. Reaksi ferro lemah menimbulkan warna hijau karena
biru campur kuning jadi hijau.
Pengamatan Gleisasi
· Langkah
1 & 2 masih sama seperti di atas
· Tanah
ditetesi dengan kamikala HCL 2N atau 10 %, kemudian dengan alfa alfa dipiridil.
· Diamati
warna merah di sebalik kertas yang berisi tanah teruji.
· Dicatat
perbandingan intensitas warna merah antara sampel yang satu dengan yang
lainnya. Yang kuat diberi tanda positif (+), dan yang tidak bereaksi diberi
tanda negative ( - ).
Keterangan
:
Alfa-alfa
dipiridil adalah zat beracun, maka harus dijaga jangan sampai
terhisap atau terkena kulit.
Pengamatan
Si
· Langkah
1 & 2 juga tetep masih sama
· Kemudian
tanah ditetesi dengan kamikala NaOH 40 %
· Diamati
percikan pada tanah
· Dicatat
perbandingan banyaknya percik antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang
lainnya. Yang kuat diberi tanda (+) lebih banyak, dan yang tidak bereaksi
diberi tanda negatif (-).
Penentuan Mn
·
Langkah 1 & 2 diulangi lagi
·
Tanah ditetesi dengan kamikala H2O2
3 %
·
Diamati percikan pada tanah
·
Dicatat perbandingan banyaknya percik
antara sampel contoh tanah yang satu dengan yang lainnya. Yang kuat diberi
tanda (+) lebih banyak, dan yang tidak bereaksi diberi tanda negatif (-).
Penentuan warna tanah
·
Diamati sebongkah tanah lembab.
·
Tanah
dibandingkan dengan warna tanah pada
Soil Munsell Colour Chart.
· Dicatat
sebutan dan nilai warna kuantitatifnya ( Hue, Value, dan Chromanya)
·
Apabila ada bercak tanah maka dicari
matrik (utama) dahulu baru warna bercaknya.
V.
HASIL
PENGAMATAN
No
|
Jenis Tanah
|
Penentuan BO
Pembuihan
|
Penentuan Kapur
|
Penentuan Ferro / Ferri
|
||
Percikan
|
Desis
|
Ferro
|
Ferri
|
|||
1
|
Rendzina
|
+
|
+ + +
|
+ + +
|
R1
|
O1
|
2
|
Regosol
|
-
|
-
|
-
|
R3
|
O3
|
3
|
Mediteran
|
+
|
-
|
-
|
R2
|
O3
|
4
|
Andosol
|
-
|
-
|
-
|
R3
|
O1
|
No
|
Jenis Tanah
|
Gleisasi
|
Penentuan Si
Percikan
|
Penentuan Mn
Desis
|
Penentuan Warna Tanah (Nilai/Warna)
|
1
|
Rendzina
|
-
|
-
|
+ + +
|
10
YR 3/3 Dark brown
|
2
|
Regosol
|
-
|
+
|
-
|
5
YR 5/2 Reddish gray
|
3
|
Mediteran
|
-
|
+
|
-
|
5
YR 4/6 Yellow wish red
|
4
|
Andosol
|
-
|
+
|
+
|
10
YR 3/6 Dark yellow wish brown
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini
digunakan metode selidik kualitatif untuk mengamati ciri kimia pada tanah.
Metode ini relatif cepat dan mudah dilakukan, akan tetapi hasil diperoleh
cenderung lebih bersifat subjektif. Empat kategori untuk hasil pengamatan
adalah sebagai berikut: ( - ) untuk kategori tidak ada yang dihasilkan, ( + )
untuk yang hasilnya sedikit, (+ +) dengan hasil sedang / banyak, dan (+
+ +) untuk jumlah yang dihasilkan sangat banyak. Tentunya hasil yang akan
diperoleh akan berbeda-beda karena setiap orang itu memiliki penafsiran yang
berbeda-beda terhadap suatu pengamatannya masing-masing.
Dalam praktikum ini dilakukan juga
pengamatan pada kandungan bahan organik, kapur, ferri, ferro, gleisasi, Si, Mn,
dan warnah pada tanah. Untuk pengamatan kandungan bahan organic ditentukan
dengan melihat buih yang dihasilkan tanah setelah ditetesi dengan larutan H2O2
10%. Hasil pengamatan yang diperoleh menyatakan bahwa hanya tanah rendzina dan
mediteran yang menghasilkan sedikit buih (+), sedangkan tanah regosol dan
andosol tidak berbuih sama sekali ( - ). Itu berarti tanah rendzina dan
mediteran mengandung bahan organic dalam jumlah sedikit sedangkan tanah lainnya
tidak.
Pada pengamatan kapur dapat diketahui
melalui banyaknya percikan dan desis yang dihasilkan oleh tanah setelah
ditetesi dengan larutan HCl 2N. Didapatkan hasil bahwa tanah rendzina memiliki
percikkan dan desis paling tinggi yaitu (+ + + +), sedangkan tanah lainnya
tidak menghasilkan percikkan dan desis ( - ).
Untuk pengamatan ferro dilakukan dengan menetesi
kemikalia HCl 2N pada tanah kemudian dengan K3Fe(CN)6
0,5%. Sedangkan pengamatan ferri dilakukan dengan menetesi kemikalia HCl 2N
kemudian dengan KCNS 10%. Jika tanah mengandung ferro tanah akan berwarna biru
setelah ditetesi kemikalianya, dan jika berwarna merah maka berarti tanahnya
mengandung ferri. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tanah regosol dan
andosol mengandung ferro yang tampak pada warna tanahnya yang berubah menjadi
warna biru nyata (R3), sedangkan tanah rendzina mereduktif (anoksik
/ R1), dan tanah mediteran berubah warna menjadi biru nyata disertai
merah jambu. Untuk tanah yang mengandung ferri adalah tanah regosol dan
mediteran dengan warna tanah yang merah nyata (O3), tanah yang
lainnya menimbulkan waran merah nyata disertai biru (suasana oksi sedang / O1). Kandungan ferro dan ferri
menunjukkan kemampuan drainase pada tanah, warna tanah, serta penyusun mineral
sekunder dan menyebabkan tanah berwarna dasar merah.
Penentuan gleisasi dilakukan dengan penetesan
kemikalia HCl 2N 10% pada tanah kemudian dengan alfa-alfa dipiridil. Pada hasil
pengamatan tampak bahwa semua contoh tanah tidak terdapatkan intensitas warna
merah yang lebih kuat, malahan semuanya tidak ada reaksi apa-apa. Ini menunjukkan
bahwa drainase pada contoh tanah tersebut jelek yang memungkinkan air lewat
begitu saja pada tanah.
Untuk pengamatan Si
dikatakan bahwa tanah yang menimbulkan percikan berarti mengandung Si
setelah ditetesi NaOH 40%. Tampak bahwa tanah regosol, mediteran dan tanah
mengandung sedikit Si karena menimbulkan sedikit percikkan (+). Sedangkan tanah
rendzina tidak menghasilkan percikkan, mungkin karena tidak mengandung Si.
Pada pengamatan Mn dilakukan dengan ditetesinya
kemikalia H2O2 3% pada tanah kemudian mendengarkan desis
dari tanah tersebut dengan penuh konsentrasi agar penghitungan desisnya tidak
keliru. Hasil yang didapatkan adalah tanah rendzina memiliki kandungan Mn yang
paling tinggi, kita tahu dari desisnya ada (+ + +) sehingga proses
mineralisasinya berjalan dengan baik. Sedangkan tanah tanah andosol hanya
sedikit desisnya (+) dan tanah regosol serta mediteran tidak mengeluarkan
desis.
Warna tanah tergantung pada kandungan bahan kimia
yang terdapat dalam suatu tanah tersebut. Kandungan bahan kimia meliputi bahan
organic, kapur, ferro, ferri, Si, Mn, dan lain-lain. Adanya kandungan kimia
juga menyebabkan warna tanah kering berbeda dengan warnah tanah lembab, sebab
pada tanah lembab terkandung lebih banyak air sehingga air tersebut bereaksi
dengan kandungan kimia tanah dan menyebabkan warnanya berubah.
Ketersediaan unsur hara makro dan mikro (unsur hara
esensial) sangat diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Jika unsur
hara tersebut tidak tercukupi, maka
tanaman tidak akan tumbuh secara normal.
VII.
KESIMPULAN
1.
Setiap jenis tanah memiliki kandungan
bahan organik, kapur, ferro, ferri, Si, dan Mn yang berbeda-beda seperti yang
tampak pada table hasil pengamatan kita.
2.
Tanah yang memiliki lebih banyak
kandungan bahan organic adalah tanah rendzina dan tanah mediteran.
3.
Kandungan unsur hara untuk setiap jenis
tanah pastinya berbeda-beda tergantung pada bahan induk penyusun tanah tersebut
serta proses yang terjadi selama pembentukan tanah, dan proses-proses yang
terjadi setelah tanah tersebut terbentuk.
4.
Ketersediaan unsur hara berhubungan
dengan kesuburan tanah dalam pertumbuhan tanaman-tanaman yang ditanam di tanah
tersebut.
5.
Data yang telah diperoleh lebih bersifat
subjektif meskipun metode ini memiliki kelebihan yaitu waktu untuk prosesnya
lebih cepat dan praktis.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,
Cahyono. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Bale,
Anwar. 1996. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya
Lahan, UGM. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar